.

Renungan dalam Kesendirian

Oleh: Tito Erland S

Sendiri. Kesendirian. Saat dimana hanya ada engkau dan keheningan. Saat bijak untuk berpikir. Saat dimana engkau bisa merenung mendalam, merenung dengan aroma kebebasan.

Bebas. Manusia dikutuk dengan kebebasannya, begitu kata Sartre. Kebebasan untuk berpikir, kebebasan untuk berkehendak, karena manusia adalah ĂȘtre-pour-soi, mampu menentukan esensinya sendiri.

Kesendirian dan kebebasan. Dua kata yang seolah dapat melebur menjadi satu, menjadi keidentikan. Dalam kesendirian terdapat kebebasan. Engkau dapat bebas bertanya tentang segala sesuatu, tanpa harus takut pada daya magis hegemoni, tanpa harus takut terkena tongkat bambu represi pemikiran. Apapun bebas kau lontarkan, tanpa perlu takut, karena kau berdialog dengan dirimu sendiri, dengan kebijakanmu sendiri.

Engkau bebas mempertanyakan yang kau yakini selama ini. Mungkin saja salah. Mungkin saja jika ada hal yang kau perjuangkan itu adalah suatu kesia-siaan. Mungkin saja jika kau mencita-citakan revolusi, itu hanyalah revolusi kekanak-kanakan.

Bertanyalah. Mengapa mesti takut. Kau tidak akan dipersalahkan siapapun. Karena kau sendiri, tak ada yang lain disekitarmu. Bertanyalah. Bertanyalah. Karena jika yang kau yakini adalah benar, kau tak perlu takut untuk mempertanyakannya, sebab kebenaran tetaplah kebenaran walau dihujami berjuta keraguan.

0 komentar: