.

Puisi tentang Laut

Malam hari, saat bintang gemintang mulai mengerlingkan sinarnya

Oleh: Tito Erland S

Malam hari, saat bintang gemintang mulai mengerlingkan sinarnya pada manusia-manusia bumi, aku terduduk sendirian di pinggir pantai. Malam yang tak begitu gelap karena sang bulan menemani kesendirianku dengan sinar penuhnya. Pada hamparan pasir pantai, kogeraskan jari jemariku membentuk suatu lukisan. Namun air pasang dan deburan ombak segera menerjang hasil karya itu. Meluluhlantahkannya sehingga kemudian tak berbentuk.

Aku terdiam melihat semuanya, menyesali keadaan yang mengharu birukan hati. Tak berlebih, karena bagiku setiap karya terbuat dari seuntai jiwa yang terolah.

Kucoba kembali melukiskan hal yang sama, tapi kemudian sang ombak pun kembali lagi, seakan menantang dengan segala keangkuhannya. Ataukah sebenarnya ini adalah kebodohanku, yang congkak menantang alam, berharap sang laut mau menyapa hangat buah jiwaku. Harapan yang sesungguhnya timbul sebab laut pernah melakukannya, menyapa hangat lukisanku saat ia tenang. Namun laut kini berbeda. Ia seolah membenciku dan karyaku. Aku ingin semua seperti dulu. Tapi entahlah apa itu dapat mewujud kembali. Kini ku hanya termenung, sendirian dalam keautisanku.

1 komentar:

-ninda- mengatakan...

puisi..
laut..
lukisan...
harapan..???