.

Erl dan Boneka Mungilnya

Oleh: Tito Erland S

“Rumahku”. Puisi terindah yang sinarnya pernah terpantul pada kedua bola mata ini, diberikan segenap oleh boneka mungilku yang nyata. Membuat diri ini menatap ke belakang sekaligus meniti langkah ke depan. Menyentuh titik kesadaranku dan mengangkat dari ketidaksadaran.

“Rumahku” hadir di pangkuan saat badai hampir menghancurkannya. Menjadi penyelamat dari cobaan yang maha dahsyat itu.

“Maaf aku hampir menjatuhkan rumah yang pernah kita bangun”, kataku.

“Tak apa Erl, aku mengerti karena rasa yang tersimpan di dada ini”, kata princess oger, boneka mungilku.

Ia tersenyum kepadaku dan kemudian butiran air masuk kedalam rongga mulutnya.

“Hapus air mata itu oger, kita susun lagi batu demi batu agar rumah ini dapat menjadi kediaman yang sempurna untuk kita. Jangan lagi kau bersedih, kerena kelak kita akan bahu membahu selalu menjaga rumah itu, mungkin selamanya”.

3 komentar:

Anonim mengatakan...

bangunlah sampe menjadi bangsa yang kelak berdaulat...

ehhh, sorry kmaren hp ditinggal di kamar..gag kbales.

Rizky mengatakan...

saya baca komen anda di postingan blognya bang fir.. ada kata2 hidup liberal?

bukan lagi gimana2 ni, tapi bisa dijelaskan ga si makna kata itu...

apa2 saja yang dibanggakan dari kata itu 'liberal'

Nina mengatakan...

lam kenal juga yah..makasih udah berkunjung ke blogku..:)